Senin, 02 September 2013

Demokrasi Pancasila, Dualisme Sistem

Mengenai kata Demokrasi, telah muncul berbagai macam statement yang bagus, aneh, lucu, dan tentu nya sangat menarik untuk di bahas.

Beberapa bulan yang lalu tepat nya saat saya semester 4, saya baru menyadari apa sebenarnya makna Demokrasi. Kata yang sangat populer di kalangan pejabat dan mahasiswa ini membuat saya mengumpulkan beberapa buku tentangnya. Menguak makna kata itu secara otodidak, mencoba mengerti penggalan kata nya.

Muncul sebuah statement dari seorang tokoh pengamat politik di Universitas tempat saya kuliah, beliau mengatakan bahwa "Demokrasi Pancasila adalah dualisme yang saling frontal, inilah yang menyebabkan negara kita seperti tidak memiliki sistem". Pendapat ini sejalan dengan pendapat Tokoh Pengamat Politik Kota Dumai, beliau mengatakan " Demokrasi bukanlah ciri khas bangsa kita, akan ada suatu zaman dimana Demokrasi kembali diruntuhkan".

2 pendapat ini yang menimbulkan rasa penasaran saya tentang sistem apakah yang harus di tanamkan dalam bangsa ini. Beberapa buku yang saya baca, ada yang mengatakan bahwa Demokrasi adalah bentuk kemajuan berpikir suatu peradaban. Demokrasi adalah cerminan kebebasan berpendapat seluruh Rakyat. Demokrasi adalah kedewasaan suatu negara dalam menentukan masa depan nya. Di dalam sistem Demokrasi, Kekuasaan tertinggi ada di tangan Rakyat.

Memahami pendapat dalam beberapa buku ini, saya bisa memunculkan sebuah pendapat bahwa Demokrasi yang kita anut adalah sistem yang gagal.  Mengapa saya berpendapat demikian? jawabannya sangat simple, tak perlu ribet-ribet memikirkannya. Apakah sistem demokrasi yang di jalankan Indonesia membebaskan Seluruh rakyat untuk berpendapat? Apa benar kekuasaan tertinggi ada di tangan Rakyat? bukan di tangan presiden? atau anggota DPR? atau Mungkin "Uang"? Hahaha... inilah galau nya bangsa kita. Kekuasaan tertinggi nya ga jelas, tergantung siapa yang bisa menyuntikkan dana paling besar.

Ada beberapa buku lagi menyebutkan bahwa Sistem pemerintahan yang paling pantas untuk Indonesia adalah Musyawarah Mufakat. Secara Historistis, memang benar Indonesia lahir berdasarkan Perjuangan bersama seluruh Rakyat Indonesia. Setiap keputusan di ambil berdasarkan hasil musyawarah. Bahkan di dalam Sila ke 4,  "Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perMusyawaratan/perwakilan". sangat jelas sekali bahwa Pancasila merupakan sistem Musyawarah Mufakat yang pernah di perjuangkan Oleh Pak Harto beberapa tahun yang lalu.

Namun, apakah benar sistem ini merupakan sistem yang terbaik untuk mengatur bangsa kita? bukankah dengan sistem perwakilan seperti ini, para pemilik saham akan lebih ringan mengeluarkan biaya untuk menguasai negeri ini? tidak perlu lagi menaburi beras untuk anak ayam, cukup memberi 1 genggam untuk induk maka anak akan bisa di takluk kan.

Setelah mempelajari kasus ini, maka saya menjadi lebih bingung. Sistem apakah yang tepat untuk bangsa kita ini. Bagaimana menghentikan sistem dualisme bangsa kita ini. Karena suatu hal yang di jalankan dengan dualisme sistem tidak akan pernah mulus.

Semoga akan muncul suatu generasi yang bisa memperbaiki pembodohan dan penyimpangan ini, hingga Indonesia kembali pada kejayaan nya. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar